Rabu, 07 April 2010

Wisata Lamongan Membludak

Tahun ini bisa dipastikan kunjungan wisata ke Lamongan akan semakin membludak. Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang sudah sedemikian besar mencuri perhatian wisatawan Indonesia tahun ini masih akan ditambah lagi Maharani Zoo & Goa. Sebuah kawasan wisata baru yang terletak di lokasi Goa Maharani dengan mengusung konsep hiburan dan pendidikan.

Untuk Zoo (kebun binatang) & Goa ini, menurut Direktur Utama PT Bumi Lamongan Sejati Ali Muhammad, akan diisi dengan 300 macam binatang dari 111 spesies dunia, dari Afrika Selatan dan Benua Amerika yang akan segera datang dalam bulan ini. Diantara binatang yang akan menjadi andalannya nanti adalah binatang albino (berpigmen putih). Diantara hewan albino yang menghuni Maharani Zoo & Goa ini nanti adalah landak putih, ular putih dan harimau putih yang akan menempati Puri Albino. Pengunjungpun bisa menikmati atraksi feeding animal (memberi makan hewan) di wahana ini, tuturnya saat menemani Bupati Lamongan Masfuk di lokasi Maharani Zoo & Goa.

Sementara Masfuk menyampaikan, kawasan wisata baru ini tidak main-main pendiriannya, karena telah melewati kajian dan sudah dilakukan studi banding ke Singapura. Menurutnya,Maharani Zoo & Goa tersebut baik koleksi binatang maupun fasilitas penunjangnya tidak kalah dengan milik (kebun binatang) Singapura.

Lokasi Maharani Zoo & Goa ini tepat berada di seberang WBL. Kedua tempat wisata ini akan dihubungkan dengan jembatan penyeberangan yang dilengkapi dengan elevator. Untuk WBL, kata Direktur WBL Aris Wibawa, pada tahun 2007 pengunjungnya telah menembus angka 1 juta pengunjung, tepatnya 1.218.859 pengunjung. Dengan adanya Maharani Zoo & Goa ini, dipastikan pengunjung wisata Lamongan akan membludak.

Lokasi Goa Maharani ini mulai ditutup pada Agustus tahun 2007 lalu untuk memulai aktifitas pengerjaan Maharani Zoo & Goa. Diantara wahana yang ada di kawasan wisata eksotis ini adalah Geological & Goa, Gedung Animal Show, Puri Albino, Kandang Primata, dan Science Center. Di lokasi Goa Maharani ini akan diisi 11 wahana dan 81 kandang yang ditempati 300 macam binatang dari 111 species seluruh dunia baik dari Arika maupun Amerika Selatan.

Peningkatan jumlah pengunjung tersebut juga diikuti obyek wisata lainnya, Situs Makam Sunan Drajat meningkat hampir 100% dari tahun 2006 ke tahun 2007. Menurut Aris, jumlah pengunjung seluruh obyek wisata yang ada di kota Soto ini hingga akhir 2007 tercatat sebanyak 1.762,930.
Salah satu industri besar di Lamongan adalah LIS (Lamongan Integrated Shorebase) “ pelabuhan migas terpadu - yang berlokasi di Kecamatan Paciran. Disamping itu akan segera berdiri industri besar lain di kawasan pantai tersebut, seperti industri perkapalan, Kawasan Ekonomi Khusus dan industri baja. LIS sendiri akan segera menyaingi pelabuhan migas terpadu lain. Hingga kini, sembilan KPS (kontraktor production sharing) siap memanfaatkan layanan di pelabuhan yang dikelola PT Lamongan Integrated Shorebase tersebut, anak perusahaan BUMD PT Panca Wira Usaha (PWU) Jatim.

Keberadaan LIS di Lamongan ini merupakan bagian dari grand design pengelolaan kawasan khusus di kawasan utara Lamongan bersama Wisata Bahari Lamongan (WBL) dan kawasan pelabuhan ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan).

PT LIS dengan komposisi kepemilikan saham 55 persen Pemkab Lamongan bersama Pemprop Jatim dan 45 persen dimilki pihak ketiga, sejak Desember 2005 telah dilakukan restrukturisasi total untuk menjadikan PT LIS sebagai BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) penuh yang telah diperkuat dengan Perda Kabupaten Lamongan. Sejak awal Januari 2007, berdasar Perda tersebut telah ada pernyataan bahwa Pemkab Lamongan merupakan salh satu pemilik dalam PT LIS
Beberapa waktu lalu, LIS juga menerima kunjungan dari mantan Walikota Bramenheaven Manfred Richter yang di dampingi Rainev Houvend dari Frederic Nauman Foundation German.

Dalam lawatannya ke kawasan LIS tersebut, Manfred Richter mengatakan bahwa arah perkembangan pembangunan yang dilakukan oleh Lamongan sudah tepat, bahkan sangat mirip dengan yang telah dikembangkan oleh kota Bramenheaven.

Kabupaten Lamongan dan kota Bremheaven, menurut Manfred Richter, memiliki kesamaan georafis, yaitu terletak diantara sungai. Lamongan terletek diantara sungai Bengawan Solo dan memiliki pantai. Sementara di kota Bramenheaven, kondisi geografisnya relatif sama, yakni memiliki pantai dan dialalui sungai sehingga menarik untuk dijadikan industri pariwisata. 

Menurut Manfred Richter, di Bramerheaven pemerintahnya mengembangkan pelabuhan dan pariwisata Bremerheaven memiliki industri perkapalan, perikanan dan membangun infrastruktur modern. Sedangkan Lamongan memilki LIS (industri) dan WBL (pariwisata) di kawasan utara.


Sumber:
http://www.maharanizoo.com/?artikel&pid=5
31 Januari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar